PENGERTIAN SAHAM, PENGERTIAN HARGA SAHAM, JENIS SAHAM, KEUNTUNGAN DAN RISIKO KEPEMILIKAN SAHAM, MACAM-MACAM HARGA SAHAM, FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM

SAHAM

Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham (DPS) (Samsul 2006: 45). Husnan (2005: 303) menyatakan bahwa saham merupakan secarik kertas yang menujukkan hak pemodal, yaitu hak yang memiliki kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan saham tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Jadi, saham merupakan tanda bukti kepemilikan perusahaan dan hak pemodal atas perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.

Jenis Saham

Ada beberapa sudut pandang yang membedakan jenis-jenis saham. Nor Hadi (2013: 68-70) membagi jenis saham sebagai berikut:

Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham dibedakan menjadi dua yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).

  • Saham biasa (common stock). Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap klaim. Pemegang saham biasa akan mendapatkan keuntungan apabila perusahaan memperoleh laba. Pemegang saham biasa mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian keuantungan (dividen) dan penjualan aset perusahaan apabila terjadi likuidasi. Namun seseorang yang memegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Hal ini berarti apabila perusahaan mengalami kebangkrutan, maka pemegang saham menanggung kerugian maksimum perusahaan tersebut sebesar investasi pada saham tersebut. Biasanya pemegang saham biasa memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan dengan saham preferen, namun pemegang saham biasa juga dapat memperoleh pengembalian keuntungan yang lebih tinggi pula dari yang telah diinvestasikan. Diluar batasan yang ada terhadap anggaran dasar perusahaan terdapat hak-hak dasar tertentu yang dimiliki setiap pemegang saham biasa. Hak-hak tersebut adalah 1). Hak dalam memberikan suara saat pemilihan direksi dan menentukan kebijakan tertentu suatu perusahaan, 2). Hak dalam memelihara proporsi kepemilikan atas saham dalam perusahaan tersebut melalui pembelian saham tambahan apabila saham tambahan tersebut sudah diterbitkan,. Hak tersebut disebut dengan hak memesan terlebih dahulu (preemptive right), 3). Hak suara pemegang saham dalam pemilihan dewan komisaris, 4). Hak pemegang saham akan didahulukan, jika organisasi penerbit menerbitkan saham baru, 5). Tanggung jawab yang dimiliki terbatas yaitu pada jumlah yang diberikan saja.
  • Saham preferen (preferred stock). Saham preferen merupakan gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa. Artinya disamping memiliki karakteristik seperti obligasi, juga memiliki karakteristik seperti saham biasa. Karakteristik obligasi misalnya, saham preferen memberikan hasil yang tetap seperti bunga obligasi. Saham preferen biasanya memberikan pilihan tertentu atas pembagian dividen. Ada pembeli saham preferen yang menghendaki penerimaan dividen yang besarnya tetap setiap tahun, adapula yang menghendaki untuk didahulukan dalam pembagian dividen dan lain sebagainya. Memiliki karakteristik seperti saham biasa, sebab tidak selamanya saham preferen bias memberikan penghasilan seperti yang dikehendaki pemegangnya.

Ditinjau dari cara peralihan

  • Saham atas unjuk (bearer stock) artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemilik. Saham ini sangat mudah dipindah tangankan (dialihkan) kepemilikan (seperti uang) sehingga memiliki likuiditas yang lebih tinggi.
  • Saham atas nama (registered stock) merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dan peralihannya melalui prosedur tertentu.

Ditinjau dari kinerja perdagangan

  • Saham unggulan atau biasa disebut blue chip stock, merupakan saham biasa dari perusahaan yang memiliki reputasi yang tinggi, sebagai leader dari industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam pembayaran dividen.
  • Saham pendapatan (income stock), saham dari emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari ratarata dividen yang dibayar tahun sebelumnya. Emiten ini biasanya mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi dan dengan teratur memberika dividen tunai.
  • Saham pertumbuhan (growth stock/well-known) merupakan saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi dan menjadi leader di industri sejenis. Saham jenis ini biasanya memiliki price earning (PER) yang tinggi. Selain itu, terdapat juga growth stock (lesser known), yaitu saham dari emiten yang tidak berperan sebagai leader di industri namun memiliki ciri growth stock. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang terkenal dikalangan emiten.
  • Saham spekulatif (speculative stock) saham dari emiten yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun. Namun emiten saham ini memiliki potensi penghasilan pendapatan di masa datang, meskipun penghasilan tersebut belum dapat dipastikan.
  • Saham siklikal (counter cyclical stock) saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi harga saham ini tetap tinggi.
  • Saham bertahan (devensive/countercyclical stock) saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi harga saham ini bertahan tinggi dan mampu memberikan dividen tinggi, sebagai akibat kemampuan emitennya mendapatkan penghasilan yang tinggi pada kondisi resesi sekalipun.

Keuntungan dan Risiko Kepemilikan Saham

Pada dasarnya semua bentuk investasi mengandung peluang keuntungan dan potensi kerugian atau risiko disisi lain. Seperti tabungan dan deposito di bank memiliki risiko yang kecil karena tersimpan aman di bank, tetapi kelemahannya adalah mempunyai peluang keuntungan yang kecil dibanding dengan investasi saham. Investasi di properti misalkan rumah atau tanah, semakin lama harganya akan semakin tinggi, namun memiliki likuiditas yang kecil. Sedangkan jika berinvestasi emas, kita akan bergantung pada fluktuaktif harga emas. Begitu juga dengan investasi saham, mempunyai potensi keuntungan dan risiko sesuai dengan prinsip investasi yaitu high risk high return, low risk low return. Semakin tinggi potensi keuntungan yang akan terjadi, maka semakin tinggi pula risiko kerugian yang mungkin terjadi, demikian pula sebaliknya.

Visit My YouTube Channel :

Khusus untuk investasi saham, peluang keuntungan yang mungkin akan terjadi antara lain:

  • Dividen. Menurut Nor Hadi (2013: 76) dividen merupakan kuntungan yang diberikan kepada pemegang saham yang bersumber dari kemampuan emiten untuk mencetak laba bersih dari operasinya. Laba bersih yang dimaksud adalah pendapatan bersih setelah pajak (income after tax). Pembagian dividen berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dividen yang dibagikan emiten kepada pemegang saham dapat berupa dividen tunai (cash dividend) yang berarti setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai. Dividen juga dapat dibagikan dalam bentuk dividen saham (stock dividend) yang berarti setiap pemegang saham diberikan saham baru dengan proporsi tertentu.
  • Keuntungan Modal (capital gain)Menurut Nor Hadi (2013: 72) capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh investor dari selisih harga jual dengan harga beli (harga jual lebih tinggi daripada harga beli).

Kerugian investasi dalam bentuk saham yaitu apabila investor menjual saham pada harga yang lebih rendah dari pada harga saat membeli saham yang dinamakan capital loss. Menurut Nor Hadi (2013: 72) capital loss merupakan kerugian yang dialami oleh para investor dari selisih harga beli dengan harga jual (harga beli lebih tinggi dari pada harga jual). Dan apabila emiten mengalami kerugian, maka para pemegang saham tidak akan menerima dividen di akhir periode tersebut. Selain itu, terdapat risiko terbesar dalam investasi saham yaitu risiko likuidasi, dimana emiten dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau dibubarkan. Dalam hal ini para pemegang saham mendapat prioritas pengembalia paling akhir setelah semua kewajiban emiten terpenuhi. Jika terdapat sisa setelah memenuhi kewajiban, maka sisa tersebut akan dibagikan kepada seluruh pemegang saham secara proporsional.

HARGA SAHAM

Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama, yaitu mencari keuntungan atas investasi tersebut. Salah satu keuntungan investasi saham yaitu mendapatkan capital gain yang berasal dari selisih harga saat membeli saham dengan harga saat menjual saham, dimana harga saham saat dijual lebih tinggi dibanding harga saham saat dibeli. Harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran terhadap saham itu sendiri di pasar, sehingga harga saham memiliki keterkaitan dengan pasar suatu saham. Semakin banyak investor yang yang ingin membeli saham suatu perusahaan (permintaan), sedangkaan sedikit investor yang ingin menjual saham tersebut (penawaran) maka harga saham tersebut akan semakin tinggi. Sebaliknya juga, jika semakin tinggi investor ingin menjual saham tersebut (penawaran), sedangkan semakin sedikit investor yang ingin membeli saham (permintaan) maka akan berdampak pada turunnya harga saham.

Pada umumnya kinerja sebuah perusahaan akan berpengaruh pada harga saham perusahaan tersebut. Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka semakin tinggi laba usaha yang akan diperoleh dan pemegang saham turut menikmati keuntungan dari penghasilan perusahaan, sehingga banyak investor yang ingin memiliki saham perusahaan tersebut dan harga saham akan naik.

Tandelilin (2007: 19) harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar saham, yang akan sangat berarti bagi perusahaan karena harga tersebut menentukan besarnya nilai perusahaan. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam pengelolaan perusahaan. Sehingga semakin tinggi harga saham yang ada di pasar atas suatu perusahaan tertentu, maka dapat diartikan perusahaan tersebut dapat mengelola aktiva dengan baik.

Macam-macam Harga Saham

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2001: 117) mengelompokan harga saham di pasar modal menjadi 7 (tujuh) macam. Macam-macam harga saham tersebut yaitu:

  1. Previous price adalah harga suatu saham pada penutupan hari sebelumnya di pasar saham.
  2. Opening price adalah harga saham pertama kali di saat pembukaan sesi I perdagangan.
  3. Highest price adalah harga tertinggi suatu saham yang pernah terjadi dalam periode perdagangan hari tersebut. 
  4. Lowest price adalah harga terendah suatu saham yang pernah terjadi sepanjang periode perdagangan hari tersebut. 
  5. Last price adalah harga terakhir yang terjadi atas suatu saham.
  6. Change price adalah harga yang menunjukan selisih antara opening price dan last price.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Harga saham selalu mengalami fluktuaktif, pergerakan baik kenaikan maupun penurunan harga saham. Harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran terhadap saham tersebut. Semakin banyak orang membeli suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung mengalami kenaikan. Demikian sebaliknya, apabila semakin banyak orang yang menjual saham suatu perusahaan, maka harga saham perusahaan tersebut akan cenderung mengalami penurunan. Menurut Samsul (2006: 271) contoh variabel yang mempengaruhi harga saham adalah sebagai berikut: (1) pengumuman pembagian dividen tunai; (2) pengumuman stock split; (3) pengumuman right issue; (4) pengumuman saham bonus atau saham dividen; (5) pengumuman waran; (6) rencana merger atau akuisisi; (7) rencana transaksi benturan kepentingan; (8) perubahan variabel makro dan mikroekonomi; (9) peristiwa politik internasional; (10) peristiwa politik nasional; (11) January effect; (12) insider informasi; (13) perubahan siklus ekonomi melalui leading information.

Arifin (2007: 15), faktor-faktor yang menjadi pemicu fluktuasinya harga saham adalah:

  1. Kondisi fundamental emiten. Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten maka semakin baik pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Untuk mengetahui kondisi emiten dalam posisi baik atau buruk, kita bisa melakukan pendekatan analisis rasio keuangan.
  2. Hukum permintaan dan penawaran. Faktor hukum permintaan dan penawaran berada pada urutan kedua setelah faktor fundamental, karena begitu investor tahu kondisi fundamental perusahaan, tentunya mereka akan melakukan transaksi baik menjual atau membeli saham perusahaan tersebut. Transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuaktif harga saham.
  3. Tingkat suku bunga. Bank Indonesia (SBI) Suku bunga ini penting untuk diperhitungkan, karena pada umumnya investor saham selalu mengharapkan hasil investasi yang lebih besar. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi kondisi fundamental perusahaan, karena hampir semua perusahaan yang terdaftar di bursa mempunyai pinjaman bank.
  4. Valuta asing. Dalam perekonomian global dewasa ini, hampir tidak ada satu pun negara yang dapat menghindari perekonomian negaranya dari pengaruh pergerakan valuta asing, khususnya terhadap US dollar. Ketika dolar naik para investor akan berbondong-bondong menjual sahamnya untuk ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, otomatis harga saham akan menurun.
  5. Dana asing di bursa. Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing maka ada kecenderungan transaksi saham sedikit banyak bergantung pada investor asing tersebut.
  6. Indeks harga saham gabungan (IHSG). Sebenarnya indeks harga saham gabungan lebih mencerminkan kondisi keseluruhan transaksi bursa saham yang terjadi, dan menjadi ukuran kenaikan atau penurunan harga saham.
  7. News and rumors. News and rumors disini adalah semua berita yang beredar di tengah masyarakat.

Alwi (2008: 87), faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham yaitu:

Faktor Internal

  1. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.
  2. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.
  3. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi. 
  4. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakusisian dan diakuisisi. 
  5. Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya.
  6. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya
  7. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS), Price Earning Ratio, Net Profit Margin, Return On Assets (ROA), dan lain-lain.

Faktor Eksternal 

  1. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
  2. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya. 
  3. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaan trading
  4. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara. 
  5. Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri.

Referensi

Ali Arifin. (2007). Membaca Saham (Paduan Dasar Seni Berinvestasi). Yogyakarta: PT. Andi.

Alwi Iskandar. (2008). Pasar Modal Teori dan Aplikasi. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah.

M. Samsul. (2006). Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.

Nor Hadi. (2013). Pasar Modal (Acuan Teoritis dan Praktis Investasi di Instrumen Pasar Modal). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Comments

Popular posts from this blog

Sistem Informasi Akuntansi : Model Umum Sistem Informasi Akuntansi

Organisasi Non Laba dan Non Pemerintahan (Universitas dan Rumah Sakit)

FILSAFAT BISNIS DAN KAITANNYA DENGAN ETIKA